BPJPH Gandeng Mahasiswa, Perkuat Komitmen Halal di Indonesia

Notification

×

Iklan

buku

Iklan

buku

BPJPH Gandeng Mahasiswa, Perkuat Komitmen Halal di Indonesia

Jumat, 30 Mei 2025 | 07:13 WIB Last Updated 2025-05-30T00:13:00Z
buku

 



ZONAHALAL.ID SEMARANG -- Wakil Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Afriansyah Noor, mengajak mahasiswa untuk berperan aktif dengan aksi nyata dalam penguatan ekosistem halal di Indonesia. Seruan ini ia sampaikan saat membuka Seminar Nasional “Membangun Ekonomi Indonesia Melalui Industri Halal dan Keuangan Syariah” di Ma'had Al Jamiah, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.


“Kami berharap seminar ini bisa menjadi titik awal semangat kalian (mahasiswa) untuk ikut terlibat membangun industri halal tanah air.” ungkap Wakil Kepala BPJPH Afriansyah Noor, dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).


“Mulailah dari hal kecil. Saat membeli makanan, tanyakan apakah sudah bersertifikat halal. Jika belum, dorong pelaku usaha untuk mengurusnya. Kita sebagai konsumen juga punya tanggung jawab,” sambungnya.


Dalam sambutannya, Afriansyah juga mengatakan bahwa industri halal bukanlah sekadar urusan agama. Namun telah berkembang menjadi standar produk yang identik dengan kualitas. Penerapan standar halal juga melibatkan kolaborasi antara syariah dan sains.


“Halal adalah kombinasi antara prinsip syariah dan intervensi teknologi. Penentuan halal, terutama dalam skema (sertifikasi halal) reguler, membutuhkan dukungan laboratorium untuk memastikan kehalalan produk, misalnya apakah mengandung porcine atau tidak,” jelasnya.


UIN Walisongo Siapkan Fakultas Industri Halal


Di kesempatan yang sama, Rektor UIN Walisongo, Nizar Ali, menegaskan komitmen kampusnya dalam upaya pengembangan industri halal. Upaya tersebut akan dilaksanakan dengan rencana pendirian Fakultas Industri Halal.


“Kami sudah siapkan lahan seluas 5,4 hektare untuk mendirikan fakultas ini. Ini wujud nyata komitmen kami membangun ekosistem halal,” kata Nizar Ali.


Lebih lanjut, mantan Sekjen Kemenag tersebut mengatakan bahwa membangun industri halal bukan hanya soal produk makanan saja. Tapi mencakup empat elemen penting, yakni barang dan jasa, infrastruktur, sumber daya manusia, serta dukungan pemerintah.


“Ini adalah kerja besar lintas sektor: akademisi, pelaku usaha, regulator, dan masyarakat.” tegasnya.



Sertifikat Halal dan Kenaikan Omzet Produk


Menariknya, Nizar juga menyampaikan fakta di lapangan yang membuktikan dampak positif sertifikasi halal terhadap pelaku usaha. Dengan bersertifikat halal, ternyata produk semakin dipercaya oleh konsumen. Sehingga, angka penjualan pun meningkat.


“Dari survei kecil kami ke pedagang bakso sekitar kampus, terlihat bahwa setelah mereka bersertifikat halal, penjualan meningkat. Konsumen jadi lebih yakin dan loyal,” ungkap Nizar Ali.


Urgensi Literasi Halal


Kepala Divisi Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Ambawani Restu Widi, mengatakan pentingnya peningkatan literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah.


“Indeks literasi ekonomi syariah kita masih di bawah 50 persen. Karena itu, Bank Indonesia terus aktif mendukung kegiatan seperti ini, sekaligus mendorong sertifikasi halal di kalangan UMKM,” kata Ambawani.


Sebagai informasi, seminar nasional ini merupakan hasil kolaborasi antara UIN Walisongo dan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, serta didukung oleh Walisongo Halal Center. Kegiatan ini dihadiri oleh civitas akademika, pemerintah, dan pelaku industri, yang menandakan tingginya semangat bersama dalam mengembangkan industri halal. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini juga diharapkan melahirkan generasi sadar halal, di mana dari mereka dilahirkan agen-agen pembangun ekosistem halal yang berkelanjutan dan inklusif.