ZONAHALAL.ID YOGYAKARTA — The 3rd International Conference on Islamic and Halal Economic Studies (ICIHES) 2025 resmi digelar di Hotel Marriot Yogyakarta. Konferensi ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan ICIHES yang telah berlangsung sejak Februari hingga November 2025, sekaligus menandai peran strategis Yogyakarta dalam pengembangan ekonomi syariah dan industri halal di tingkat global.
Rangkaian kegiatan ICIHES 2025 mencakup berbagai agenda edukatif dan kolaboratif, antara lain Halal Cooking Demo & Talkshow (Halal CDTS), Komitmen Kawasan Halal (KKH) bersama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY serta Desa/Kampung Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur se-DIY, Duta Halal MES DIY, Tokoh Penggerak Halal, dan Halal Business Plan Competition (HBPC).
Selain itu, pada 3 November 2025 juga digelar PhD Colloquium yang menghadirkan dialog ilmiah antara peneliti doktor dari Indonesia, Malaysia, dan Jepang.
Untuk pertama kalinya, Yogyakarta ditetapkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan ICIHES setelah dua edisi sebelumnya digelar di Malaysia. ICIHES merupakan konferensi akademik dan profesional berskala internasional yang menjadi ajang pertemuan para ilmuwan, pembuat kebijakan, pemimpin industri, dan komunitas global guna membahas perkembangan riset, kebijakan, serta praktik ekonomi syariah dan industri halal.
Pelaksanaan ICIHES 2025 merupakan hasil kolaborasi antara Program Doktor Perekonomian Islam dan Industri Halal (PD PIIH) Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Kegiatan ini turut didukung oleh Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Kyoto University, dan Ritsumeikan University (Jepang), serta oleh MES DIY, penggiat G2R Tetrapreneur melalui Dana Keistimewaan (Danais) Pemerintah DIY, dan berbagai komunitas penggerak halal di Yogyakarta.
Dalam konferensi pers, Ketua PD PIIH Sekolah Pascasarjana UGM, Dr. Reni Rosaro, M.B.A., menjelaskan bahwa selain menjadi forum akademik, ICIHES juga berfungsi sebagai wadah syiar Islam berkeadaban yang menghadirkan nilai keberkahan, keadilan, dan kemaslahatan dalam pengembangan ekonomi serta kehidupan sosial.
“Melalui penyelenggaraan ini, kita ingin menyampaikan kepada dunia bahwa halal bukan sekadar label kepatuhan, melainkan cara membangun kehidupan yang bermartabat dan adil dalam pembangunan ekonomi halal yang berkelanjutan,” Dr. Reni Rosaro, M.B.A. dikutip dari Antara, Kamis, (6/11/2025)
ICIHES 2025 juga menyoroti potensi besar ekonomi halal dunia yang terus berkembang. Berdasarkan data, nilai perdagangan halal global mencapai USD 3,1 triliun pada tahun 2018 dan diperkirakan meningkat menjadi USD 5 triliun pada tahun 2030.
Di Indonesia, nilai industri halal tercatat sebesar USD 184 miliar pada tahun 2020 dan diproyeksikan naik menjadi USD 281,6 miliar pada tahun 2025. Angka ini menunjukkan bahwa ekonomi halal kini bukan sekadar isu keagamaan, tetapi telah menjadi strategi ekonomi global yang meliputi sektor pangan, farmasi, kosmetik, keuangan, pariwisata, hingga tata kelola rantai pasok internasional.
Pada konferensi utama di Yogyakarta, peserta mengikuti sesi keynote, panel kebijakan tingkat ASEAN, dan diskusi riset internasional yang melibatkan akademisi, peneliti, serta pemangku kepentingan dari berbagai negara. Pembahasan berfokus pada strategi penguatan riset halal, kebijakan regional ASEAN, dan integrasi nilai-nilai keberlanjutan dalam industri halal global.
Melalui penyelenggaraan ICIHES 2025, Yogyakarta semakin dikenal sebagai pusat peradaban Islam yang cerdas, teduh, dan berpengaruh global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemikir dan pemimpin arah perkembangan ekonomi halal dunia.
